Langkah Teknis Membuat Website Multilingual
Untuk memulai membuat website multibahasa, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih platform yang mendukung fitur multilingual.
Beberapa platform yang banyak digunakan antara lain WordPress, Joomla, Drupal, atau bahkan website berbasis custom code.
Dari semua pilihan tersebut, WordPress adalah yang paling umum karena dukungan plugin-nya yang sangat luas.
Langkah selanjutnya adalah memasang plugin atau ekstensi multilingual.
Di WordPress, dua plugin populer yang bisa digunakan adalah WPML dan Polylang.
Keduanya memungkinkan Anda untuk menambahkan berbagai versi bahasa dalam satu website.
Setelah plugin terpasang, struktur URL harus ditentukan.
Anda bisa memilih subfolder (misalnya domain.com/en/), subdomain (en.domain.com), atau bahkan domain terpisah untuk setiap bahasa.
Pilihan ini akan berdampak pada strategi SEO dan pengelolaan konten di masa mendatang.
Bahasa default dan bahasa tambahan harus ditentukan di awal. Sebaiknya pilih bahasa default berdasarkan mayoritas pengunjung atau target pasar utama Anda.
Kemudian, Anda bisa menambahkan bahasa lain seperti Inggris, Mandarin, Arab, Jepang, atau lainnya sesuai kebutuhan.
Seluruh konten pada website perlu diterjemahkan.
Anda bisa menggunakan layanan penerjemah profesional atau melibatkan tim internal.
Hindari hanya mengandalkan terjemahan otomatis karena dapat menurunkan kredibilitas dan menyebabkan miskomunikasi.
Agar pengguna mudah mengakses versi bahasa lain, pastikan terdapat switcher bahasa di bagian yang mudah ditemukan, seperti header atau menu utama.
Jangan lupa untuk mengecek kembali apakah setiap halaman di versi bahasa yang berbeda bisa diakses dengan benar.
Selain itu, website multibahasa harus memenuhi standar teknis SEO, seperti penggunaan tag hreflang, sitemap berbeda untuk setiap bahasa, serta canonical tag yang tepat agar tidak terjadi duplikasi konten.
Strategi Konten dan Optimasi SEO untuk Website Multilingual
Setelah aspek teknis selesai, tahap selanjutnya adalah mengembangkan strategi konten dan optimasi SEO.
Hal ini penting agar versi multibahasa dari website Anda tetap bisa bersaing di mesin pencari lokal.
Riset audiens harus menjadi dasar dalam menentukan bahasa dan gaya komunikasi.
Setiap negara memiliki karakteristik pengguna yang berbeda, sehingga konten yang hanya diterjemahkan belum tentu relevan tanpa proses lokalisasi.
Misalnya, gaya bahasa formal di Jepang berbeda dengan gaya kasual yang umum di Amerika Serikat.
Gunakan keyword research tool yang mendukung bahasa internasional, seperti SEMrush, Ahrefs, atau Google Keyword Planner.
Keyword yang efektif di satu bahasa belum tentu populer dalam bahasa lain.
Setiap versi bahasa harus memiliki pengaturan SEO on-page masing-masing, mulai dari title tag, meta description, hingga URL dan slug.
Selain itu, upayakan strategi backlink building secara terpisah untuk setiap versi bahasa agar peringkat SEO masing-masing dapat optimal.
Terakhir, gunakan alat analitik seperti Google Analytics dan Google Search Console untuk memantau performa setiap versi bahasa secara individual.
Data ini penting untuk menentukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut dari website multilingual Anda.